Jadilah Pendengar Aktif


Salah satu hal yang membuat anda disukai di lingkungan kantor adalah karena anda bisa berkomunikasi dengan baik dengan siapapun, baik rekan, atasan maupun bawahan. Tapi komunikasi yang dimaksud di sini bukan sekedar berbicara dan ingin selalu didengarkan. Kerelaan mendengar dengan baik apa yang diucapkan lawan bicara juga merupakan bagian dari cara komunikasi yang baik. Tapi tentu saja bukan mendengarkan secara pasif. Melainkan mendengarkan secara aktif.

Mendengar secara aktif maksudnya adalah menunjukkan ekspresi yang antusias, terbuka, memberi komentar, tanggapan sekaligus menyimak. Di bawah ini adalah tips agar anda menjadi pendengar yang aktif:

*
Ungkapkan ekspresi perasaan anda saat mendengarkan setiap ucapan lawan bicara. Misalnya dengan membelalakan mata saat anda terkejut, mengerutkan kening ketika anda bingung, dsb. Hal ini menunjukkan bahwa anda memperhatikan setiap kata-katanya dan menghargai lawan bicara.

*
Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan bila ucapan lawan bicara kurang jelas. Hal ini membantu anda memperoleh informasi lebih lengkap, sekaligus menunjukkan ketertarikan anda. Contohnya dengan mengatakan, “Selanjutnya bagaimana?”, “Lalu?”, dst. Jangan mengajukan pertanyaan yang berkesan menyelidik. Karena kebanyakan orang akan merasa kurang nyaman jika dihadapkan pada pertanyaan yang menyudutkan.



*
Berikan respon atau umpan balik atas pembicaraan yang anda lakukan. Respon tersebut bisa berupa pendapat, dukungan, pujian atau penghargaan. Ini penting untuk menciptakan komunikasi yang seimbang dan interaktif.

*
Gunakan bahasa tubuh yang baik. Antara lain dengan tetap mempertahankan ‘eye contact’, untuk menunjukkan bahwa anda cukup antusias sekaligus percaya diri. Usahakan agar tatapan anda tidak terkesan ‘liar’ kesana kemari. Karena hal ini mengesankan bahwa anda jenuh dan tidak tertarik mendengarkan lawan bicara. Hindari juga terlalu banyak menggoyangkan kaki, menggerakkan tangan, menggigit bibir, sering menyibakkan rambut, dan gerakan lain yang menunjukkan bahwa anda sedang gelisah dan jenuh.

* Bersikap fleksibel dalam menghadapi setiap lawan bicara. Artinya sesuaikan gaya komunikasi anda dengan tiap orang. Karena tidak satupun manusia di dunia ini yang berkarakter sama. Tetapi tentu saja fleksibelitas anda tanpa kesan dibuat-buat dan tetaplah menjadi diri sendiri.

*
Jangan menolak perbedaan pendapat. Seandainya anda tidak setuju dengan pendapatnya, jangan menunjukkan sikap yang defensif. Hargailah perbedaan pendapat dengan tidak merubah pendapat anda. Misalnya, “Ya memang demikian, tapi menurut saya begini….”.

Bagaimana..? mudahkan menjadi pendengar yang aktif. Percaya deh, kalau anda mau mengikuti tips di atas, orang lain akan merasa nyaman berbicara dengan anda. En jangan lupa, dengan komunikasi yang baik juga dapat memuluskan karir anda...!

Makna Leksikal, Konteksual, dan Situasional


§  Makna Leksikal

·         Adalah makna yang sungguh –sungguh nyata dalam kehidupan kita.
Contoh:
Kata bunga : bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya.

                Arti kata yang kita jumpai dalam kamus dinamakan arti leksikal (leksikon = kamus).

§  Makna konteksual atau situasional

·         Emas (leksikal adalah logam mulia berwarna kuning yang bila ditempa dan di bentuk perhiasan.
·         Orang mengerti makna kata emas walaupun tidak dalam rangkaian kalimat.
·         Lain halnya dengan kata emas yang bukan arti leksikal, baru jelas maknanya jika diucapkan dalam konteks kalimat seperti :

1.       Dia memang anak emas guru tari yang terkenal itu.
2.       Ibu theresia pemenang hadiah nobel itu adalah wanita berhati emas.

1.       Pada bentukan anak emas , kata emas bermakna kesayangan.
2.       Sedangkan pada berhati  emas , kata emas berarti mulia.

Makna kata yang dipengaruhi oleh konteks kalimat atau situasi ketika itu digunakan dinamakan makna konteksual atau situasional.

URAIAN

Kata yang sama tetapi mempunyai beberapa makna tergantung konteks kalimatnya dinamakan juga polisemi
Dari uraian dan contoh-contoh di atas bias kita simpulkan, bahwa kata yang sama atau kata yang bersinonim akan memberikan nuansa makna yang berbeda berdasarkan  makna leksikal, makna konteksual  dan makna situasional.

Komposisi adalah gabungan dua kata lebih yang membentuk makna baru.
1.       Meja hijau = pengadilan
2.       Rumah + makan = restoran
3.       Anak + emas = anak kesayangan





1.       Imbunan :
Awalan : ber, ter, di, ke, dll
Akhiran : an, kan, dll.
Awalan dan akhiran :      ter - an
                                                Ke – an
                                                Pe – an, dll.
2.       Kata ulang
ü  Kata ulang dasar
Contoh : makan-makan, jalan-jalan, minum-minum, kapan-kapan.
ü  Kata ulang berubah bunyi
Contoh : mondar-mandir, sayur-mayur, bolak-balik
ü  Kata ulang sebagian
Contoh : tamu-tamu > tetamu


§  Makna structural
·         Makna gramatika sebuah kata adalah makna kata yang tampil karena adanya proses gramatika seperti proses afiksasi (berimbuhan), proses rediuplikasi(pengulangan kata) dan proses komposisi (kata majemuk).

§  Perbedaan makna leksikal dengan makna gramatikal.
Makna leksikal : makan
Makna gramatikal : termakan (afiksasi)
                                        Makan-makan (reduplikasi)
                                        Makan malam (komposisi)

        Kata-kata termakan, makan-makan, makan malam adalah kata-kata yang hadir karena proses gramatikal atau juga disebut proses struktural.

§  ­­­­­­­­bagaimana menemukan makna kata yang terjadi karena proses gramatikal? Makna kata itu sangat ditentukan oleh konteks kalimatnya.
Contoh :
·         Dua irisan cabe termakan, rasanya pedas sekali (termakan maknanya tidak sengaja)
·         Dia menderita lumpuh kabarnya termakan sumpah (termakan maknanya jadi korban)
·         Tiga rantang nasi termakan  juga olehnya dalam lomba makan (termakan: dapat dimakan)

Makna struktural kata yang sama bias berbeda-beda, bila dipakai dalam konteks kalimat yang

berlainan.